Pembelajaran IPA Kelas 6 SDN 1 Bakauheni

Keseimbangan Ekosistem


Tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk suatu ekosistem. Sebuah ekosistem dapat berukuran kecil, misalnya kolam. Sebaliknya, ekosistem dapat juga berukuran besar, misalnya lautan. Di dalam ekosistem, makhluk hidup dapat mencukupi kebutuhannya untuk hidup. Jika suatu ekosistem berubah, makhluk hidup yang terdapat di dalam ekosistem itu juga akan berubah.

Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem. Akan tetapi, sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia.

Apa saja kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem? Mari, kita bahas satu per satu.


A. Berbagai Kegiatan Manusia yang Dapat Memengaruhi Keseimbangan Ekosistem

Berbagai kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem. Kegiatan kegiatan tersebut antara lain adalah penebangan dan pembakaran hutan, penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan, perburuan liar, perusakan terumbu karang, dan pembangunan industri (pabrik).

Perusakan hutan mengakibatkan kerusakan lingkungan


1. Penebangan dan Pembakaran Hutan

Hutan merupakan lahan luas yang sebagian besar tertutup oleh pepohonan dan semak belukar. Di dalam hutan, hidup berbagai macam hewan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan tempat perlindungan bagi hewan-hewan tersebut.

Manusia sering menebang pohon-pohon di hutan untuk memanfaatkan batang kayunya. Batang kayu tersebut antara lain dipakai untuk membuat kusen rumah, badan kapal, kertas, peti kemas, dan pagar. Manusia juga sering membakar hutan untuk membuka lahan pertanian atau lahan perumahan. Kegiatan manusia tersebut dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Perusakan hutan menyebabkan populasi tumbuhan di hutan berkurang. Dengan lenyapnya tumbuh-tumbuhan, tanah bagian atas mudah terbawa oleh air hujan, padahal, tanah bagian atas merupakan bagian yang paling subur. Jika tanah subur tersebut terbawa aliran air hujan, daerah tersebut dapat berubah menjadi daerah yang tandus.

Selain itu, perusakan butan menyebabkan air hujan langsung menerjang tanah tanpa ada yang menahan. Tanah tidak lagi saling dilekatkan oleh akar tanaman. Akibatnya, pada musim hujan terjangan air dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir di daerah hilir.

Perusakan hutan juga menyebabkan hewan-hewan di hutan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan kehidupan mereka. Lebih parah lagi jika hewan-hewan di hutan masuk dan menyerang desa desa di sekitarnya. Misalnya, harimau, gajah, dan babi hutan dapat merusak tanaman pertanian atau memangsa hewan ternak dan manusia.

2. Penggunaan Pupuk dan Pestisida secara Berlebihan

Pupuk dan pestisida digunakan oleh petani agar tanamannya tumbuh dengan baik. Pupuk ditambahkan pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan oleh tanaman. Pestisida digunakan untuk membunuh hama dan penyakit yang merusak tanaman.

Beberapa petani memelihara ternak dan memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk (disebut pupuk kandang). Pupuk tersebut merupakan pupuk organik. Selain pupuk organik, ada juga pupuk buatan (pupuk anorganik).

Pupuk anorganik dan pestisida merupakan bahan kimia yang diproduksi oleh pabrik. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut dapat memengaruhi kehidupan makhluk hidup lain.. Contohnya adalah pembunuh serangga yang disebut DDT. DDT yang disemprotkan pada tanaman, sebagian akan termakan oleh hewan pemakan tanaman seperti tikus dan tupai. Zat kimia dalam DDT masuk ke dalam tubuh hewan tersebut. Jika hewan tersebut dimakan oleh burung pemangsa, seperti elang, DDT akan masuk ke dalam tubuh elang. DDT dapat menyebabkan burung tersebut menghasilkan telur yang cangkangnya sangat tipis atau tidakterbentuk sehingga anak burung di dalam telur tidak dapat tumbuh dan berkembang. Akibatnya, populasi burung pemangsa menjadi berkurang. Jika populasi burung pemangsa berkurang, tikus dapat hidup merajalela. Tentu saja hal ini dapat memengaruhi hasil p panen petani.

Penyemprotan pestisida pada tanaman

Selain itu, pupuk anorganik dan pestisida kimia yang diberikan pada tanaman juga dapat terbawa oleh air hujan ke sungai. Di sungai, zat-zat kimia ini dapat membunuh segala jenis kehidupan di air.

3. Perburuan Liar

Sudah sejak zaman dahulu manusia senang memburu hewan hewan di hutan, baik untuk diambil kulit, daging, atau hanya untuk olahraga saja. Akibat perburuan tersebut, hewan-hewan yang hidup di hutan berkurang jumlahnya dan lama-kelamaan menjadi musnah. Musnahnya suatu jenis hewan dapat mengganggu keseimbangan alam. Misalnya, jika suatu jenis harimau punah, hewan-hewan yang dimangsanya, seperti rusa dapat berkembang biak dengan pesat. Akibatnya, rumput atau daun-daun pohon habis dimakan kawanan rusa yang semakin banyak. Lama-kelamaan, hewan-hewan tersebut pun akan mati kelaparan karena kehabisan makanan.

4. Perusakan Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang hidup bersama membentuk koloni. Terumbu karang merupakan tempat tinggal dari banyak hewan laut. Banyak hewan laut, seperti kepiting, udang, dan kerang tumbuh dan mencari makan di celah-celah terumbu.

Terumbu karang sebagai tempat tinggal hewan-hewan laut

Manusia sering mengambil terumbu karang tersebut untuk diperjualbelikan. Ada juga manusia yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Tindakan tersebut sangat merusak lingkungan. Bahan peledak dapat mematikan benih-benih ikan dan juga dapat merusak keberadaan terumbu karang.

Hilangnya terumbu karang menyebabkan banyak hewan hewan laut kehilangan tempat tinggal mereka. Akibatnya, hewan hewan tersebut dapat mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanannya. Keadaan ini dapat memusnahkan kehidupan di air.

5. Pembangunan industri (Pabrik)

Semakin berkembangnya populasi manusia menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak macamnya, maka banyak didirikan industri atau pabrik. Pabrik dapat menghasilkan berbagai produk dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat.

Akan tetapi, pabrik-pabrik tersebut sering kali menghasilkan limbah industri. Ada pabrik yang mengolah limbahnya terlebih dulu, tetapi ada juga pabrik yang langsung membuang limbahnya ke sungai. Limbah pabrik kebanyakan mengandung racun yang dapat mencemari air sungai. Racun tersebut dapat membunuh ikan, hewan air lain, ataupun tumbuhan air di sungai. Dari sungai, aliran air akhirnya mengalir ke laut, membawa semua limbahnya. Dengan demikian, laut pun dapat ikut tercemar. Tentu saja kehidupan di laut dapat pula ikut terganggu.

Berbagai kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem suatu lingkungan antara lain adalah perusakan hutan, penggunaan bahan kimia, perburuan liar, perusakan terumbu karang, dan pembangunan industri.


B. Mencegah Kepunahan Hewan dan Tumbuhan

Akibat perburuan liar dan penebangan hutan, keberadaan beberapa hewan dan tumbuhan yang hidup di hutan terancam punah. Malahan, beberapa hewan dan tumbuhan sudah mengalami kepunahan akibat kegiatan tersebut. Hewan-hewan di hutan tersebut diburu manusia untuk diambil bulu, kulit, tanduk, dan dagingnya Alasan lain perburuan adalah kadang-kadang binatang tersebut mengganggu ternak peliharaan manusia. Sementara itu, pohon pohon di hutan ditebang untuk mendapatkan batang pohon tersebut atau untuk membangun area pertanian, perumahan, atau jalan di lokasi bekas hutan tersebut.

Ada beberapa cara untuk menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan-hewan dan tumbuhan tersebut.

1. Melindungi Hewan dan Tumbuhan Langka

Untuk menyelamatkan keberadaan hewan dan tumbuhan di hutan, setiap negara biasanya mempunyai peraturan atau undang undang tertentu. Undang-undang tersebut dimaksudkan untuk melindungi hewan dan tumbuhan langka dari perburuan liar sehingga tidak mengalami kepunahan. Pelanggaran atas peraturan ini akan dikenai sanksi atau hukuman.

Selain itu, setiap negara biasanya juga mempunyai wilayah atau daerah terlarang untuk perburuan. Wilayah yang melindungi hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya disebut cagar alam. Wilayah yang khusus melindungi hewan yang hidup di dalamnya disebut suaka margasatwa.

Semua warga negara juga diajak untuk ikut melestarikan lingkungan hidup. Bagi warga negara yang berjasa melestarikan lingkungan, pemerintah Indonesia memberikan penghargaan yang disebut kalpataru.

2. Melakukan Pembudidayaan Hewan atau Tumbuhan Langka

Beberapa hewan dan tumbuhan langka sudah dibudidayakan manusia, contohnya buaya. Awalnya, buaya sering diburu manusia untuk dimanfaatkan kulitnya. Kulitnya antara lain dapat dipergunakan sebagai bahan pembuat tas, sepatu, atau ikat pinggang. Akhirnya, karena sering diburu manusia, populasi buaya menjadi berkurang.

Sekarang, buaya sudah dapat dibudidayakan manusia. Ada beberapa peternakan ayam yang juga memiliki peternakan (penangkaran) buaya, Ayam-ayam yang sakit atau mati biasanya diberikan kepada buaya sebagai makanannya. Dengan demikian, selain mengurangi polusi limbah ayam, peternakan buaya juga memberikan keuntungan bagi kita berupa kulit buaya.

Beberapa tumbuhan seperti tumbuhan jati, cendana, gaharu, dan beberapa jenis rotan sudah menjadi tumbuhan langka. Tumbuhan-tumbuhan tersebut banyak ditebang karena manusia hendak memanfaatkan batang atau kayunya. Batang pohon jati yang kokoh banyak dimanfaatkan untuk membuat perlengkapan rumah tangga, seperti mebel, pintu, dan jendela. Batang cendana. yang berbau harum banyak digunakan untuk menghasilkan bahan kerajinan, bahan kosmetik, serta minyak cendana. Batang gaharu yang harum juga banyak digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri. Batang rotan banyak dimanfaatkan untuk pembuatan mebel dan kerajinan tangan.

Tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat dibudidayakan dengan menanam kembali bibit-bibit tumbuhan tersebut. Sekarang, ada peraturan yang mengharuskan penebangan pohon harus disertai dengan penanaman pohon kembali. Dengan cara itu, diharapkan jenis tumbuhan yang ditebang tidak menjadi tumbuhan yang langka.

3. Menggunakan Bahan Pengganti dari Tumbuhan, Hewan Ternak, atau Sintetis

Beberapa jenis hewan menjadi langka karena diburu manusia. Manusia memanfaatkan bagian-bagian tubuh hewan tersebut untuk keperluan tertentu.

Macan tutul dan harimau memiliki rambut (orang sering menyebutnya bulu) yang tebal dan indah. Bulu-bulu tersebut dicari manusia sebagai bahan untuk membuat mantel atau permadani. Untuk menghentikan perburuan binatang itu, bulu-bulu binatang tersebut dapat diganti dengan bulu domba atau bulu sintetis dengan pewarnaan tertentu.

Burung cenderawasih jantan mempunyai bulu yang sangat indah. Bulu ini digunakan untuk menarik perhatian si betina. Manusia memburu burung ini untuk mengambil bulunya dan digunakan untuk membuat topi. Untuk menghentikan perburuan burung tersebut, bulu burung cenderawasih dapat diganti dengan bulu bulu sintetis.

Badak diburu manusia untuk diambil culanya. Ada beranggapan bahwa cula ini dapat digunakan sebagai obat. Anggapan ini tidak teruji kebenarannya. Bahan obat-obatan bisa diambil dari bahan tumbuh-tumbuhan atau dari bahan-bahan kimiawi. Dengan demikian, manusia tidak perlu mengambilnya dari cula badak. yang

Gajah mempunyai taring atau gading. Gading gajah digunakan untuk melindungi diri dan mencari makan. Manusia memburunya untuk mengambil gadingnya dan digunakan untuk membuat perhiasan tubuh atau hiasan di rumah-rumah. Untuk menghentikan perburuan gajah, gading gajah dapat diganti dengan gading atau gading tiruan.

Ular diburu manusia untuk diambil kulitnya. Kulit ular biasanya digunakan untuk membuat tas, sepatu, atau ikat pinggang. Untuk menghentikan perburuan ular, kulit ular dapat diganti dengan menggunakan kulit kambing, kulit sapi, atau kulit binatang yang mudah diternakkan manusia.

Cara menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan dan tumbuhan langka adalah dengan melindunginya, melakukan pembudidayaan, dan memanfaatkan bahan-bahan lain untuk mengganti bagian tubuh hewan langka.

Rangkuman

1. Berbagai kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem suatu lingkungan            adalah sebagai berikut.

a. Penebangan dan pembakaran hutan dapat menyebabkan suatu daerah menjadi tandu, banjir di daerah      hilir, dan kematian hewan-hewan hutan.

b. Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dapat menyebabkan kematian dan terganggunya        kehidupan makhluk hidup lain.

c. Perburuan liar dapat menyebabkan musnahnya suatu jenis makhluk hidup.

d. Perusakan terumbu karang dapat menyebabkan hewan laut kehilangan tempat tinggal mereka.

e. Pembangunan industri dapat menghasilkan limbah yang dapat mencemari sungai dan laut.

2. Beberapa cara untuk menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan dan tumbuhan langka adalah      sebagai berikut.

a. Melindungi hewan dan tumbuhan langka dengan membuat peraturan atau undang-undang tertentu.

b. Melakukan pembudidayaan hewan dan tumbuhan langka untuk memperbanyak hewan dan                      tumbuhan tersebut.

c. Mengganti bagian-bagian tubuh hewan langka yang dimanfaatkan manusia dengan bahan dari                tumbuhan, hewan ternak, atau sintetis.


Latihan Soal

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar.

1. Kegiatan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan adalah ....

a. melakukan penghijauan

b. membuat sengkedan tanah

c. melakukan penanaman hutan

d. melakukan pembakaran hutan

2. Penebangan pohon-pohon secara besar-besaran di hutan dapat mengakibatkan ....

a. kebutuhan manusia terpenuhi

b. hewan liar menjadi hewan jinak

c. jumlah hewan di hutan bertambah

d. banjir di daerah hilir pada musim hujan

3. Menangkap ikan dengan bahan peledak dapat mengganggu keseimbangan alam karena.....

a. menyebabkan perubahan warna air

b. mematikan benih-benih ikan

c. mengubah struktur batuan

d. ikan yang dimakan mengandung racun

4. Hewan-hewan di Indonesia berikut ini yang dilindungi undang-undang adalah ....

a. badak, sapi, dan burung cenderawasih

b. badak, harimau, dan komodo

c. buaya, bunglon, dan ular

d. gajah, kera, dan kuda

5. Kegiatan di bawah ini yang merupakan tindakan pelestarian hutan adalah ....

a. penanaman kembali

b. pembangunan permukiman

c.perladangan berpindah

d. penggunaan pestisida

6. Wilayah yang melindungi hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya disebut....

a. suaka margasatwa

b. cagar alam

c.kebun binatang

d. kebun raya

7. Kegiatan di bawah ini yang dapat merusak kelestarian terumbu karang adalah ….

a. menjadikannya sebagai objek wisata

b. mendokumentasikan perkembangannya

c. menangkap ikan laut menggunakan peledak

d. mengoleksi foto terumbu karang

8. Upaya untuk mencegah kepunahan hewan langka seperti harimau adalah ….

a. memusnahkan predator/pemangsa harimau

b. menjadikan bagian tubuhnya sebagai bahan obat

c. menghukum pembunuh harimau

d. memelihara harimau di halaman rumah

9. Bahan berikut yang merupakan bahan sintetis adalah ….

a. sutra

b. wol

c. kapas

d. plastik

10. Hewan langka yang berasal dari Papua adalah....

a. elang

b. harimau sumatera

c. burung cenderawasi

d. badak bercula satu

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan Jawaban yang singkat dan benar.

1. Penebangan hutan secara sembarangan mengakibatkan ... lingkungan.

2. Pupuk yang berasal dari kotoran ternak disebut ….

3. Berkurangnya jumlah hewan ... di hutan merupakan malapetaka bagi hewan pemakan daging                  (karnivor).

4. Limbah industri dapat mencemari sungal karena banyak mengandung ....

5. Wilayah atau daerah yang khusus melindungi hewan yang hidup di dalamnya ….

6. Warga negara Indonesia yang berjasa melestarikan lingkungan, diberikan penghargaan yang disebut         ....

7. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan dapat merusak tempat hidup alami makhluk              hidup laut, yaitu ....

8. Batang rotan banyak dimanfaatkan untuk ....

9. Rambut (bulu) harimau sebagai bahan pembuat mantel dapat digantikan dengan ....

10. Bulu yang sangat indah dimiliki burung cenderawasih berjenis kelamin ....

 

 


Komentar